This new report from the International Food Policy Research Institute (IFPRI) investigates whether genetically modified (GM) crops can benefit poor farmers. The report is based on a review of the scholarly literature. The authors conclude that GM crops have promise for poor farmers. The authors consider the economic impacts of GM crops not only on farmers, but also on consumers, the agricultural sector as a whole, and international trade. They have also compiled a web-bibliography, called bEcon, which is available to researchers, especially those in developing countries, as a tool to further their understanding of the evidence. The preface to the report notes that further in-depth investigation on the impact of GM crops is needed. Bt cotton is by far the most studied GM crop, but analysis of the economic impacts of other crops has only begun. Impacts on poverty, inequality, health, and the environment need more rigorous exploration, according to the report. And particular aspects of GM crops-such as the institutional organization of their supply, the way that knowledge and GM seed are diffused in communities, and the costs and benefits of biosafety regulations-warrant in-depth investigation. The report can be viewed online at the link below.
The original article may still be available at www.ifpri.org/pubs/fpreview/pv10.asp
Informasi mula-mula diterima oleh reseptor yang kemudian masuk ke dalam pengindraan. Dimana sebagian dari informasi tersebut kemudian dipindahkan dalam memori kerja otak dan sebagian lagi hilang karena memori kerja bersifat terbatas kapasitasnya.
Di dalam memori ini ada tiga bentuk pengetahuan yang disajikan yaitu, proposisi, produksi dan gambaran mental. Dimana proposisi dapat disamakan dengan sebuah gagasan dan sifatnya abstrak. Jaringan proposisi menyimpan sejumlah informasi yang berhubungan lebih berdekatan dari pada sejumlah informasi yang tidak berhubungan. Di dalam proposisi juga disajikan pengetahuan deklaratif yang mengetahui apa saja itu dan juga ada pengetahuan procedural yang mana bertugas mengetahui bagaimana melakukan sesuatu. Antara pengetahuan deklaratif dan procedural terdapat perbedaan dimana procedural bersifat lebih cepat dan reaktif dibandingkan dengan deklaratif.
Produksi dimaksudkan sebagai sebuah cara untuk menyajikan pengetahuan procedural dan hasil dari penerapan suatu produksi merupakan suatu transformasi informasi serta dalam kegiatannya dilakukan secara sadar pada waktu yang bersamaan.
Gambaran mental menyajikan informasi secara kontinu (bertahap), tidak secara diskrit. Gambaran mental merupakan penyajian-penyajian analog dan digunakan dalam memori kerja untuk memikirkan hal-hal yang mempunyai suatu dimensi spasial dan dimensi abstrak. Dan dari penggunaan gambaran mental inilah dapat menolong kita untuk mengingat informasi yang baru.
Dari keseluruhan proses diatas, informasi terbagi dalam 2 cara penyimpanan yaitu informasi yang didapat ada yang diulang dan ada yang tidak diulang. Dimana informasi yang diulang akan masuk dalam long term memory (LTM), informasi yang tersimpan akan bisa dipanggil kembali sewaktu-waktu dan dapat dimunculkan dalam pola-pola perilaku Sedangkan informasi yang tidak diulang akan masuk dalam short term memory (STM) dan informasi tersebut akan hilang.